Schedule for today:
05:30 Bangun dan siap-siap
08:00 Preparation for interview
09:00 Interview staff baru
10:00 Submit report about the interview
11:00 Finalize annual report
12:00 Lunch
13:00 Internal meeting
15:00 Creative meeting at Setiabudi 1
18:30 Submit proposal
19:00 Dinner
20:00 Meeting for TV Program @ Kemang
22:00 Home, Ngobrol sama papa-mama
22:30 Bikin side job
23:30 Call him to Beijing
00:00 Bersiap-siap tidur
“Fiuh! Ternyata 24 jam tidak cukup!”
Jadwal di atas bukan punya saya lho. Dulu mungkin jadi bagian dari agenda saya, sekarang engga lagi. Tapi saya percaya, banyak orang-orang seumur saya - apapun profesinya - yang punya jadwal sedemikian padatnya. Malah kalo badan bisa dibelah dua, biar si kloning itu kerja sama beratnya.
Seandainya waktu bisa dibeli, pasti harganya mahal sekali. Dengan tuntutan profesional yang semakin tinggi, membuat kita harus lebih cepat bergerak supaya bisa mengerjakan dan menghasilkan lebih banyak hal. Akibatnya, waktu yang kita miliki untuk menyelesaikan sebuah aktifitas atau pekerjaan pun menjadi semakin pendek. Ditambah dengan situasi jalanan Jakarta yang semakin lama semakin padat (semoga proyek busway di Kuningan, Pasar Rumput, Mampang berhasil mengurangi kemacetan yang menggila ini), membuat waktu menjadi semakin tinggi harganya.
Banyak keinginan yang tidak bisa terlaksana, impian yang tertahan, teman yang terabaikan, harapan yang pupus…semua gara-gara waktu yang tidak bisa dibeli. Sampai Mrs. McGonagall harus meminjamkan kalung pemutar waktu kepada Hermione, supaya dia bisa mewujudkan keinginannya untuk ikut 2 mata pelajaran dalam 1 waktu sekaligus. Di sisi koin yang lain, waktu banyak berjasa untuk menyembuhkan hati yang luka dan memperbaiki gading retak parah.
Sayangnya, waktu juga engga bisa ditabung ya, supaya bisa kita pakai setiap saat kalo kita lagi butuh.
No comments:
Post a Comment