Thursday, November 29, 2007

Hidup = Pilihan


Kata orang hidup penuh dengan ketidakpastian, karena itulah yang membuat hidup itu menjadi penuh kejutan. Kata orang, hanya Tuhan yang tahu soal kepastian hidup setiap makhluk di dunia ini, dari kelahiran sampai kematiannya.

Tapi Tuhan juga yang menciptakan manusia dengan akal budi, yang membuat kita bisa berpikir lebih dan menciptakan teknologi dan ilmu baru yang membuat manusia bisa menebak umur seseorang. Membuat kita bisa merasakan ketika sesuatu akan segera berakhir...apakah itu hidup, pekerjaan, atau sebuah hubungan.

Seperti apakah kita akan menjalaninya ketika kita sudah mengetahui kapan akan berakhir dan seperti apa akan diakhiri? Bagaimana kita akan melewatkan tahun baru terakhir? Seperti apakah ulang tahun terakhir itu akan kita buat? Akankah kita bisa mengingat ciuman terakhir kita dengan orang yang sangat kita cintai? Apakah kita akan membuat momen-momen itu menjadi momen terbaik...atau justru kita akan menjauh perlahan demi menyelamatkan hati?

Hidup memang masalah pilihan...



Tuesday, November 20, 2007

It Takes Two To Tango


Sebuah berita di infotainment pagi ini mengingatkan saya pada salah satu kalimat yang sempat terlontar dari seorang teman. Menurut dia sebagai laki-laki, apabila seorang perempuan sampai hamil di luar nikah maka sebenarnya ada atau tidak adanya kejadian itu tergantung pada si perempuan. Hal ini diperkuat oleh seorang teman perempuan yang beropini bahwa kejadian ciuman ketika lagi mabuk berat antara seorang laki dan perempuan itu bisa terjadi apabila si perempuan membiarkan hal tersebut untuk terjadi.

Pertanyaan saya berikutnya adalah apakah memang makhluk yang namanya laki-laki itu tidak bisa berpikir dengan otaknya? Apakah selalu alat kelaminnya lebih mendominasi daripada hatinya? Apakah semua cowok jaman sekarang terlatih untuk memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan?
Atau sudah hampir tidak ada "so-called-gentlemen" di dunia ini? Masa sih?

Saya bukan seorang feminis...saya bukan perempuan yang menuntut persamaan hak dengan laki-laki di segala bidang. Saya adalah orang yang menikmati peran dan posisi saya sebagai manusia berjenis kelamin perempuan di dunia ini, dengan segala kelebihan dan fasilitas-fasilitasnya. Saya mengamati bahwa seringkali laki-laki merasa marah dan tersinggung apabila perempuan "melangkahi" laki-laki, terutama dalam masalah pengambilan keputusan dan kekuasaan. Seperti macan luka, egonya sebagai laki-laki langsung tergores. Tapi giliran urusan beginian?
Buat saya, bukanlah sebuah "priviledge" ketika laki-laki meletakkan posisi pemeran utama terhadap hal-hal di atas ke tangan perempuan semata-mata. Selalu butuh 2 orang untuk menjadikan sesuatu terjadi di antara laki dan perempuan...bukan cuma perempuan yang harus mengatur diri, laki-laki pun mampu menahan diri. Well, it always takes two to tango.