Iri Pada Cinta
Rasa itu datang lagi dan menggerogoti sudut jiwa
Kenapa?
Apa yang membuat dia merasa terpanggil untuk kembali?
Bukankah sudah dibangunkan si pelindung untuk menghalangi kedatangannya?
Ternyata masih ada yang lebih tipis dari kertas
Antara khayalan dan realita, keinginan dan kemampuan
Kesombongan merusakkan segalanya, menguak luka semakin dalam
Membuat dia dan amarah bersekongkol, menerobos kesadaran rasional
Sahabatku berucap, cinta adalah yang utama
Dan semua hal lain adalah pengikutnya
Apakah mungkin prinsip itu miliki rasa iri pada cinta?
Itukah sebabnya semakin banyak hati yang luka?
(Blitz, Jakarta - Juni 2007)
No comments:
Post a Comment