Monday, June 04, 2007

Lirik Dalam Hidup

"Andai saja aku pengantinmu, bahagia pasti di hati
Malam menyanggupi jadi saksi"

Seandainya cinta bisa dan mau diperlakukan sesimpel lirik lagu tersebut. Seorang teman pernah curhat, bahwa yang dia inginkan hanyalah sebuah hidup yang simpel dan engga neko-neko kalo kata orang Jawa. Jawaban yang dia dapet dari si pasangan adalah,"Tapi lo engga akan puas sama yang simpel-simpel itu!".

Membayangkan kalo hidup kita (mungkin dalam hal ini, "kita" lebih mengacu kepada saya dan 70% teman-teman saya) bisa sesimpel ini: kuliah, lulus dengan angka yang tidak memalukan, dapet kerjaan enak, punya pacar, kawin, punya anak, punya rumah dan hidup berlanjut as it is. Dan tidak seperti ini: kuliah, lulus, freelance dgn project 2 bulan sekali, kerja kantoran, jomblo selama 2 tahun, jatuh cinta tapi bertepuk sebelah tangan selama 3 tahun, pindah kerja dengan gaji lebih kecil, bokek gila padahal keinginan banyak, pacaran beda agama, dapet kerjaan baru dgn gaji gede tapi bos engga enak, pacarnya engga mau diajak kawin, jomblo dan hampa lagi and so on and so on. Duh engga ada abisnya tuh masalah...kapan nyampe di bagian "punya anak" sih? Walaupun beberapa udah nyampe bagian "punya rumah", padahal belom pernah menginjak zona "kawin" (kalo kata orang tua pamali loh).

Apakah emang keribetan itu kita sendiri yang nyari, supaya terasa lebih 'nendang' ketika berhasil menaklukkannya?
Atau hidup yang ribet itu udah jadi nasib beberapa orang? Bukan bermaksud mempertanyakan Sang Pencipta (karena bisa aja disebabkan oleh si manusianya sendiri), kira-kira faktor apa ya yang membuat si anu hidupnya ribet sementara si una hidupnya simpel? Jangan-jangan faktor nama juga berpengaruh? Kalo gitu, hati-hati buat para orang tua baru ketika mau ngasih nama anak, jangan sampai bikin dia bergabung dengan Geng Hidup Ribet.

Mungkin dalam perjalanan menjadi orang yang lebih dewasa, pada akhirnya kita bisa menghargai dan bersyukur atas semua keribetan hidup yang kita dapatkan. Walaupun sambil manyun ngiri sama orang lain yang
so-called-have-a-simple-life, kita akan menyadari bahwa kita bisa jadi orang lebih kuat iman, punya pengalaman hidup beragam yang bikin kita jadi orang yang lebih bijaksana dari keribetan ke keribetan lainnya. Satu kuncian yang sedang saya pelajari sih, belajar untuk selalu pasrah dan ikhlas. Gampang? Pastinya (sangat) tidak sama sekali.

Life'll only be as crazy as it's always been

Wake up early, stay up late, having debts

Things won't as easy as it often seems

You said, "To the future we surrender".

(Surrender - Float, OST 3 Hari Untuk Selamanya, 2007)

2 comments:

Anonymous said...

makes me wonder...apakah gue bagian dr geng hidup ribet :))...o well...yang pasti geng somse lah kita mah! :))

tiap_senja said...

nice blog.. emang hidup itu simple cuma si manusianya aja yang buat ribet, dengan sifat kagk pernah puas yang selalu menghantui kita.. so agar lebh simple kita kudu sering2 bersyukuur :D