Tipisnya Khayalan
Satu momen yang bisa membuat kita kembali hidup
Mengingat masa ketika kita berada di atas bukit
Berdiri melawan angin yang menerpa, tetapi tetap berbunga
Khayalan begitu tipis, hampir menjadi nyata
Ingin rasanya terus tersenyum, bergandengan dengannya
Membuatnya tetap dalam pandangan dan tak ingin kehilangan
Tak menyangka...kilat menyambar
Mengaum dengan kemarahan yang memekakkan telinga
Sekaligus membuat hati bertangiskan darah pilu
Oh kabut itu datang, mengambil khayalan hati
Hanya sekejap yang diharapkan, namun ternyata sekejap itupun tak sampai
Haruskah dia pergi dan tinggalkan diri hanya mampu mengenang
Tak lagi bisa memandang, apalagi menyentuh
Tak ada yang perlu disesali
Dia pergi tinggalkan senyum, walaupun berbaur dengan air mata
Satu momen yang tak akan pernah hilang dalam catatan hidup
Momen ketika hati beku itu kembali mengaliri tiap sendi
Menghangatkan mata hati yang menghitam tertutup debu amarah
Satu momen yang bisa membuat kita kembali hidup
Ketika khayalan itu begitu tipis, hampir menjadi nyata
(Tokyo, Japan, March 2007)
No comments:
Post a Comment