Seminggu Lewat
Bandung, 12 Oktober 2005
Udara dingin kota Kembang bertiup menusuk tulang. Bandung, sekali lagi, menjadi kota pelarian gue dari keruwetan kepala gue. Tempat gue mencari suasana, menggali inspirasi dan membuat hati menjadi lebih santai.
Seminggu lewat sudah gue menikmati hidup sebagai seorang pengangguran. Walaupun semua orang komentar terhadap keceriaan dan kesegaran wajah dan gestur gue, tapi tidak seluruhnya berbanding lurus dengan isi otak gue. Berbagai rencana tertanam di kepala, dan belum satupun yang gue jalankan. Frustasi, yang lebih didominasi oleh rasa kesal pada diri sendiri, membuat gue melihat cermin dengan pesimis. But hey...what the hell! This is the road that I chose, and I don’t regret it. Pengalaman ini membuat gue lebih menghargai sebuah aktifitas bekerja sebagai ritme kehidupan gue…bagaikan alat support jantung yang membuat detaknya menjadi lebih kuat.
No comments:
Post a Comment